Kabut dupa memenuhi Paviliun Anggrek, aroma cendana menyelimuti ingatan yang kabur. Aku, Lian, terbangun di ranjang sutra merah marun, setiap pagi seperti lahir kembali, asing dengan diri sendiri. Mimpi buruk selalu datang, siluet seorang pria berkhianat di bawah rembulan perak, pedang terhunus, dan suara tawa yang dingin.
Aku bukan siapa-siapa di dunia modern ini. Hanya seorang pelukis muda, dengan obsesi aneh pada bunga plum dan nuansa lukisan kuno Dinasti Tang. Tapi mimpi itu… terasa begitu nyata, begitu MENYAKITKAN.
Setiap hari, aku melukis. Kanvas demi kanvas dipenuhi wajahnya, wajah pria dalam mimpi. Aku menyebutnya "Bayangan Kaisar", meskipun aku tak tahu mengapa. Kemudian, dia datang.
Wei Chang, seorang kolektor barang antik yang sangat kaya dan berpengaruh. Matanya… mata itu sama persis dengan mata dalam mimpiku. Ada sesuatu yang familiar, yang menakutkan, yang menarikku kepadanya.
Wei Chang terpesona oleh lukisanku. Ia membeli semuanya, lalu ia memintaku untuk melukis dirinya. Selama berjam-jam, aku menatapnya, mencoba menguraikan misteri ini. Aku melihat bayangan masa lalu di matanya, kilasan kekuasaan, dan… penyesalan?
Lambat laun, kepingan ingatan mulai kembali. Aku… bukan Lian. Dulu aku Mei Lan, seorang selir kesayangan Kaisar, penari istana yang menyimpan rahasia negara. Aku mencintai Kaisar dengan segenap jiwa, tapi cintaku adalah kelemahan. Aku dikhianati. Dijebak karena pengkhianatan, dieksekusi di depan umum.
Dan Kaisar… Kaisar yang kukasihi, yang seharusnya melindungiku, membiarkannya terjadi.
Kebencian membara dalam diriku. Wei Chang, reinkarnasi Kaisar, merasakan kehadiranku. Aku melihatnya dalam mimpinya, bayangan Mei Lan yang menghantui setiap malam, dosa yang ia doakan untuk diampuni.
Aku punya kekuatan sekarang. Wei Chang mencintaiku, atau lebih tepatnya, mencintai bayangan masa lalu yang ada dalam diriku. Aku bisa menghancurkannya. Aku bisa mengungkap kebenaran tentang masa lalunya, tentang kejahatannya.
Tapi aku tidak akan melakukannya.
Balas dendamku lebih halus, lebih kejam. Aku akan terus melukis. Aku akan terus mengingatkannya tentang masa lalu, tentang Mei Lan, tentang cinta yang dikhianatinya. Aku akan membuatnya hidup dengan penyesalan, setiap hari, setiap detik.
Aku menerima lamarannya. Aku akan menjadi istrinya. Aku akan membangun rumah tangga kami di atas reruntuhan masa lalu, menikmati ketidaknyamanannya, menikmati penyesalannya.
Pada hari pernikahan kami, di bawah langit yang kelabu, aku berbisik padanya, "Cinta kita, Kaisar, akan abadi. Tapi keabadian kadang kala menjadi neraka yang tak berujung."
Dan kemudian, aku menikahinya. Aku akan tinggal bersamanya, dan ia akan merindukanku, Mei Lan, selamanya.
Seribu tahun lagi, Kaisar, aku akan menemukanmu lagi, dan kita akan mengulanginya.
You Might Also Like: Arti Mimpi Dipatuk Kucing Menurut
Post a Comment