Takdir yang Menyatukan Kembali
Aula Emas Istana Kemegahan bergemerlapan, diterangi ribuan lilin yang menari-nari. Namun, keindahan itu terasa dingin, bahkan MENCEKAM. Aroma dupa bercampur dengan bau keringat ketakutan. Para pejabat istana berdiri bagai patung, wajah mereka tegang, mata mereka menyorotkan perhitungan licik. Di balik tirai sutra berwarna merah darah, bisikan pengkhianatan mengular, meracuni setiap sudut istana.
Di tengah pusaran intrik ini, berdiri Kaisar muda, Li Wei. Wajahnya tampan, namun keras. Di matanya, tersembunyi beban kekuasaan dan kesepian yang mendalam. Ia memerintah dengan tangan besi, belajar dari kesalahan ayahnya yang lemah lembut. Setiap senyum adalah perhitungan, setiap perkataan adalah strategi.
Lalu, hadirlah Bai Lian, Permaisuri. Kecantikannya melegenda, namun hatinya menyimpan rahasia yang lebih kelam dari malam tergelap. Ia dipaksa menikah dengan Kaisar demi menjaga perdamaian antara dua kerajaan. Namun, di balik senyum manisnya, ia memendam dendam membara.
Cinta mereka adalah permainan takhta yang berbahaya. Li Wei jatuh cinta pada Bai Lian yang anggun dan cerdas. Ia melihat kekuatan di balik kelembutannya, api di balik esnya. Bai Lian, di sisi lain, merasakan KESEDIHAN Li Wei, beban yang dipikulnya seorang diri. Sentuhan lembut menjadi senjata, bisikan mesra menjadi jebakan.
"Lian'er," bisik Li Wei suatu malam, di taman istana yang diterangi rembulan. "Kau adalah satu-satunya orang yang bisa kupercaya."
Bai Lian tersenyum, senyum yang tidak sampai ke matanya. "Yang Mulia adalah takdirku. Aku akan selalu setia." KEBOHONGAN. Di balik kata-kata itu, ia merencanakan pembalasan dendam. Ayahnya telah dibunuh oleh keluarga Li, dan ia akan membalasnya, TITIK.
Bertahun-tahun berlalu. Bai Lian menjadi penasihat terdekat Kaisar, memengaruhi kebijakan-kebijakannya, menanamkan benih keraguan di antara para pejabat. Li Wei semakin bergantung padanya, buta terhadap ANCAMAN yang semakin dekat.
Akhirnya, saatnya tiba. Di malam perayaan ulang tahun Kaisar, Bai Lian melancarkan serangannya. Ia mengungkap pengkhianatan para pejabat yang selama ini setia padanya, membongkar korupsi yang merajalela, dan yang TERPENTING, ia mengungkap kejahatan masa lalu keluarga Li yang telah lama terkubur.
Li Wei terpana. Ia merasa dikhianati, bukan hanya oleh para pejabatnya, tapi oleh wanita yang dicintainya. "Mengapa, Lian'er? Mengapa kau melakukan ini?"
Bai Lian menatapnya dengan dingin, tak ada lagi jejak cinta di matanya. "Ayahmu membunuh ayahku. Sekarang, kau akan merasakan penderitaan yang sama."
Dengan anggun, ia memerintahkan para pengawal untuk menangkap Li Wei. Istana yang megah itu berubah menjadi arena pembantaian. DARAH mengalir membasahi lantai Emas.
Di akhir malam yang panjang dan berdarah, Bai Lian berdiri di atas takhta, mengenakan jubah kaisar. Ia terlihat elegan, dingin, dan MEMATIKAN.
Lalu, ia mengucapkan satu kalimat, "Era baru telah dimulai."
You Might Also Like: Peluang Bisnis Kosmetik Jualan Online
Post a Comment